IDENTITAS NASIONAL
A.
Pengertian Identitas
Identitas menurut Stella Ting Toomey merupakan refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga,
gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi. Identitas pada dasarnya merujuk pada refleksi dari diri kita
sendiri dan persepsi orang lain terhadap diri kita. Sementara itu, Gardiner
W. Harry dan Kosmitzki
Corinne melihat
identitas sebagai pendefinisian diri seseorang sebagai individu yang berbeda
dalam perilaku, keyakinan dan sikap.
B. Sejarah
Identitas berawal dari teori
identitas sosial yang dikemukakan oleh Henri Tajfel dan John Turner pada tahun 1979. Teori tersebut awalnya dikembangkan untuk memahami dasar
psikologis dari diskriminasi antarkelompok. Tajfel dan Turner berusaha untuk mengidentifikasi
kondisi minimal yang akan membawa anggota dari suatu kelompok untuk melakukan
diskriminasi terhadap anggota kelompok lain.
C. Jenis-Jenis Identitas :
-
Identitas seksual
Identitas seksual mengacu pada
identifikasi seseorang dengan berbagai kategori seksualitas. Bisa berupa
heteroseksual, gay, lesbian dan biseksual. Identitas seksual yang kita miliki
akan mempengaruhi apa yang kita konsumsi. Program televisi apa yang akan kita
lihat atau majalah apa yang akan kita baca. Identitas seksual juga dapat
mempengaruhi pekerjaan seseorang.
-
Identitas gender
Identitas gender merupakan pandangan
mengenai maskulinitas dan feminitas dan apa arti menjadi seorang laki-laki atau
perempuan. Arti menjadi seorang perempuan atau laki-laki sangat dipengaruhi
oleh pandangan budaya. Misalnya saja kegiatan yang dianggap lebih maskulin atau
lebih feminim. Ungkapan gender tidak hanya mengkomunikasikan siapa kita, tetapi
juga mengkonstruksi rasa yang kita inginkan. Identitas gender juga ditunjukkan
oleh gaya komunikasi. Gaya komunikasi perempuan sering digambarkan sebagai
suportif, egaliter, personal dan disclosive, sedangkan gaya komunikasi
laki-laki digambarkan sebagai kompetitif dan tegas.
-
Identitas pribadi
Identitas pribadi merupakan
karakteristik unik yang membedakannya dengan orang lain. Setiap orang mempunyai
identitas pribadinya masing-masing sehingga tidak akan sama dengan identitas
orang lain. Pengaruh budaya juga turut mempengaruhi identitas pribadi
seseorang. Orang yang berasal dari budaya individualistis seperti Amerika
Serikat dan Eropa Barat berusaha untuk menunjukkan perbedaan dirinya dengan
orang lain. Sementara itu, orang yang berasal dari budaya kolektif cenderung
menonjolkan keanggotaan mereka kepada orang lain. Identitas pribadi juga bisa
diartikan sebagai aturan moral pribadi atau prinsip moral yang digunakan
seseorang sebagai kerangka normatif dan panduan dalam bertindak.
-
Identitas agama
Identitas agama merupakan dimensi
yang penting dalam identitas seseorang. Identitas tersebut merupakan pemberian
secara sosial dan budaya, bukan hasil dari pilihan individu. Hanya
pada era moderm, identitas agama menjadi hal yang bisa dipilih, bukan identitas
yang diperoleh saat lahir. Identitas agama ditandai dengan adanya ritual yang
dilakukan oleh pemeluk agama tersebut. Identitas agama juga ditandai dengan
busana yang dipakai.
-
Identitas nasional
Identitas nasional merujuk pada
kebangsaan seseorang. Mayoritas dari masyarakat mengasosiasikan identitas
nasional mereka dengan negara di mana mereka dilahirkan. Akan tetapi, identitas
nasional dapat juga diperoleh melalui imigrasi dan naturalisasi. Identitas
nasional biasanya menjadi sering diucapkan saat seseorang berada di negara
lain. Orang yang identitas nasionalnya berbeda dari tempat ia dilahirkan pada
akhirnya akan mulai mengadopsi aspek identitas nasional yang baru. Namun, hal
ini tergantung pada keterikatan pada negara yang baru tersebut. Sementara itu,
orang yang secara permanen tinggal di negara lain mungkin akan mempertahankan
identitas negara tempat ia lahir.
D.
Karakteristik Identitas Nasional
Esensi suatu
identitas nasional adalah budaya yang telah menjadi ciri khas dari bangsa
tersebut. Suatu budaya dapat berproses menjadi ciri khas dimaksud tentunya
harus memenuhi kriteria tertentu dan disepakati bersama oleh semua unsur
masyarakat yang heterogen sifatnya. Sumber-sumber pembentuk budaya dan pada
gilirannya menjadi identitas nasional dimaksud. Dalam kategori ini termasuk
sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama dan bahasa.
-
Sejarah
Sejarah menjadi unsur pembentuk identitas nasional yang paling signifikan.
Karena perasaan senasib sepenanggungan dalam menghadapi gejolak kehidupan di
masa lampau, membuat bangsa dimaksud memiliki ‘ikatan’ yang sama, yang pada
akhirnya membentuk suatu perilaku tertentu yang sama pula. Akibat penjajahan,
bangsa Indonesia memiliki perasaan senasib sepenanggungan karena tekanan
penjajah yang menyebabkan kebodohan, kemiskinan, perpecahan, dan kehilangan
sumber daya alam. Tujuh belas tahun kemudian ketika situasi politik dunia
sedang tidak stabil, didukung oleh keinginan kuat dan kesiapan untuk merdeka,
maka Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Perjuangan
panjang bangsa Indonesia pada akhirnya memberikan suatu nilai kebersamaan yang
mengkristal dalam jiwa bangsa Indonesia. Kegigihan bangsa Indonesia ini menjadi
identitas nasional dan sekaligus kebanggaan bangsa Indonesia untuk dapat
berjalan tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia.
-
Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Sedangkan menurut Ki Hajar
Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam. Oleh karena itu, kebudayaan
sebagai faktor pembentuk identitas nasional dapat dipahami karena bersifat
revolusi. Unsur pembentuk identitas nasional, kebudayaan dapat diturunkan ke
dalam tiga hal yaitu :
-
Akal Budi
Akal
adalah kemampuan pikir manusia sebagai suatu kodrat alami. Sedangkan budi
adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan. Akal budi merupakan
sikap dan perilaku yang terbentuk dalam interaksinya antar sesama manusia
maupun alam. Sikap saling menghormati, sopan santun, hormat pada orang tua,
melindungi yang muda, menjaga alam dan lingkungan, merupakan sikap dan perilaku
yang dapat menjadi identitas nasional.
-
Peradaban
Peradaban dapat berarti
“perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa” (Merriam-Webster, 2004: 226).
Istilah peradaban sendiri sebenarnya bisa digunakan sebagai sebuah upaya
manusia untuk memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Dalam sebuah peradaban
pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya
sebuah peradaban. Ketiga faktor tersebut adalah sistem pemerintahan, sistem
ekonomi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Peradaban yang menjadi
identitas nasional bangsa Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :
- Ideologi : Pancasila
- Politik : Demokrasi dengan pemilu untuk jabatan tertentu
- Ekonomi : Koperasi, ekonomi kerakyatan
- Sosial : Gotong
royong, setia kawan, ramah tamah
- Hankam : Siskamling, gerilya, cinta damai
-
Pengetahuan
Pengetahuan adalah gejala
yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan sebagai
identitas nasional tidak terlepas dari kemampuan bangsa Indonesia untuk dikenal
masyarakat dunia melalui saluran pengetahuan.
-
Suku Bangsa
Kemajemukan bangsa Indonesia
yang terdiri dari macam-macam suku bangsa merupakan kekuatan yang strategis
jika dikelola dengan baik. Menurut Parekh (2008: 315), pembentukan identitas
nasional pada masyarakat yang multikultur tidaklah mudah. Diperlukan ikatan
yang kuat untuk dapat menyatukan dan mengembangkan perasaan saling memiliki
diantara komunitas yang beragam. Oleh karena itu, tahapan yang sudah dicapai
oleh bangsa Indonesia dalam menyatukan dan mengembangkan rasa saling memiliki
diantara suku-suku bangsa ini hendaknya dapat dipelihara dengan baik sehingga
semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
identitas nasional memiliki makna sepenuhnya.
-
Agama
Agama di Indonesia memiliki
tempat yang sangat penting. Sejak mengenal kehidupan beragama, baik agama
Buddha, Hindu, Kristen, Islam dan agama lainnya, bangsa Indonesia kuat
keinginannya untuk menjalani hidupnya sesuai dengan tuntunan agama masing-masing.
Identitas nasional yang dikembangkan
dari pelaksanaan agama terlihat dari pelaksanaan perkawinan, yang sekalipun
diatur dalam peraturan perundang-undangan formal, namun keabsahan dan
keterterimaannya tetap berdasarkan agama. Disamping itu, hari libur nasional
berdasarkan hari keagamaan juga merupakan wujud agama menjadi identitas
nasional.
-
Bahasa
Bahasa merupakan unsur
pendukung identitas nasional yang penting. Bahasa dipahami sebagai sistem
perlambang yang secara arbiter dibentuk atas dasar unsur-unsur bunyi ucapan
manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional juga telah diakui oleh
bangsa-bangsa lain, yang menyebutnya sebagai ‘bahasa’.
Menurut Srijani dkk (2008),
indikator atau parameter identitas nasional sebagai berikut :
- Identitas
nasional menggambarkan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas masyarakat
sehari-hari.
- Lambang-lambang
yang merupakan ciri dari bangsa dan secara simbolis menggambarkan tujuan dan
fungsi bahasa.
- Alat-alat
perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan seperti bangunan,
teknologi, dan peralatan manusia.
- Tujuan yang
ingin dicapai suatu bangsa.
E.
Proses Pembentukan Identitas Nasional
Identitas nasional terbentuk secara
evolusioner dengan mengandalkan elemen-elemen identitas nasional. Proses
pembentukan identitas pada dasarnya merupakan kolektivitas banyak unsur.
Sebagai suatu proses kristalisasi identitas budaya dan identitas politik.
-
Budaya Nasional
Ki Hajar Dewantara mengartikan budaya atau kebudayaan nasional sebagai
“puncak-puncak dari kebudayaan daerah”.
Sehingga unsur pembentuk budaya nasional adalah budaya daerah. Sedangkan
Koentjaraningrat mendefinisikan budaya nasional sebagai “yang khas dan bermutu
dari suku bangsa manapun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan
menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”.
Kebudayaan bangsa diartikan sebagai kebudayaan-kebudayaan
lama dan asli yang terdapat di berbagai daerah dan merupakan puncak-puncak
kebudayaan di daerah-daerah tersebut. Sedangkan kebudayaan nasional diartikan
sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi puncak yang memiliki
makna bagi seluruh bangsa Indonesia.
-
Budaya Politik
Budaya politik adalah budaya yang dibangun terkait dengan pengembangan
sistem dan perilaku politik. Budaya politik juga dapat diartikan sebagai suatu
sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik
untuk masyarakat seluruhnya.
Budaya politik dapat diartikan
sebagai berikut :
- Budaya
politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas pengetahuan,
adat istiadat, tahayul, dan mitos.
- Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan aspek generiknya.
- Hakikat dan
ciri budaya politik yang menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar
yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah tujuan.
- Bentuk
budaya politik menyangkut sikap dan norma.
Karakteristik
utama dari budaya politik yang dapat mendukung pembentukan identitas nasional,
adalah sebagai berikut :
- Dasar
aristokratnya dalam artian etnik.
- Memberi tempat bagi etnik minoritas.
- Birokrasi
negara yang modern.
Ciri budaya
politik Indonesia adalah :
- Hirarkis =
Alam pikiran dan tatacara sopan santun diekspresikan sedemikian rupa sesuai
dengan asal-usul kelas masing-masing.
- Patronage =
Pola hubungan ini bersifat individual. Dalam kehidupan politik, tumbuhnya
budaya politik semacam ini tampak misalnya di kalangan pelaku politik. Mereka
lebih memilih mencari dukungan dari atas daripada menggali dukungan dari
basisnya.
- Neo-patrimonialistik
= Meskipun memiliki atribut yang bersifat modern dan rasionalistik seperti
birokrasi, perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang
berkarakter patrimonial.
-
Istilah Indonesia sebagai Identitas Nasional
Istilah ‘Indonesia’ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan
kata nesos (bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti
Kepulauan Hindia. J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menggambarkan
Hindia Belanda dalam arti geografi. Kata Indonesia digunakan untuk menyebut
pulau-pulau atau Kepulauan Hindia yang disebutnya Indonesia yang dihuni
penduduk pribumi. Akhirnya istilah Indonesia sebagai satu kesatuan arti politik
secara resmi mendapatkan legitimasi kuatnya melalui Proklamasi Indonesia pada
17 Agustus 1945, seperti tercantum dengan jelas dan tegas dalam naskah
proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno dan Hatta.
F. Wujud Identitas Nasional :
Ekspresi positif dari identitas nasional adalah patriotisme dan
nasionalisme, sedangkan bentuk negatifnya adalah Chauvinisme.
-
Patriotisme
Patriotisme adalah kecintaan dan pengabdian
pada suatu negara. Patriotisme sangat terkait dengan nasionalisme, walaupun
nasionalisme tidak mesti menjadi bagian inheren patriotisme.
-
Nasionalisme
Secara
etimologis, kata nation berasal dari
kata Latin nation yang berakar pada
kata nascor ‘saya lahir’.
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan
sebuah Nasionalisme berasal dari kata nation
(bangsa) yang berarti suatu masyarakat yang tertib yang muncul dari kesamaan
karakter atau kesamaan nasib (Hatta dkk. 1980).
Nasionalisme, yang merupakan kata sifat dari nasional merupakan satu konsep
identitas bersama untuk sekelompok manusia. Menurut Ernest Renan, unsur utama
dalam nasionalisme adalah le desir
de’etre ensemble (kemauan untuk bersatu). Sementara Hans Kohn mengatakan
bahwa nasionalisme adalah salah satu kekuatan yang menentukan dalam sejarah
modern. Menurut Kartodirdjo (1993), nasionalisme adalah ideologi yang mencakup
prinsip kebebasan (liberty), kesatuan (unity), kesamarataan (equality), serta
kepribadian yang menjadi nilai kehidupan kolektif suatu komunitas untuk
merealisasikan tujuan politik yaitu pembentukan dan pelestarian negara
nasional.
Terminologi
nasionalisme digunakan pada beberapa pengertian, antara lain:
- Keseluruhan
proses pembentukan dan mempertahankan bangsa atau negara bangsa.
- Kesadaran
memilki bangsa.
- Bahasa dan
simbol bangsa dan peranannya.
- Ideologi.
- Gerakan sosial dan politik untuk mecapai tujuan bangsa dan realisasi
keinginan nasionalnya.
Dalam sistem ketatanegaraan, nation juga digunakan untuk negara yang
memiliki bangunan politik, seperti ketentuan perbatasan teritorial,
pemerintahan yang sah, dan pengakuan luar negeri yang dikenal dengan nation state.
-
Chauvinisme
Chauvinisme sebagai paham kebangsaan, berlandaskan pada paham kebangsaan
sempit yang didasarkan pada pertimbangan rasialisme atau etnosentrisme.
Chauvinisme muncul dari rasa nasionalisme yang berlebihan, berasal dari
antroposentrisme. Chauvinisme merupakan cara berpikir supermatif yang
mengabsahkan hubungan kekuasan yang tidak setara yang memunculkan diskriminasi
terhadap kelompok yang berstatus lebih rendah (Lang, 2008: 206).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar