Kritik arsitektur perpustakaan Universitas Indonesia ini menggunakan kritik deskriptif yaitu mengkritisi suatu karya arsitektur dengan cara mendeskripsikan berdasarkan kenyataan atau fakta. Dan menggunakan metode kontekstual merupakan metode yang membahas dengan teliti untuk lebih mengerti suatu karya arsitektur tersebut.
Buku dan literatur adalah darah dari
ilmu pengetahuan. Tanpa itu semua pengetahuan tidak akan pernah mencapai
kemajuan seperti yang kita lihat sekarang. UI sadar, sebagai sebuah institusi
pendidikan, perpustakaan adalah jantung universitas. Perpustakaan adalah organ
yang memberi makna besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Sebuah organ yang
memperkaya pemikiran-pemikiran para peneliti, mahasiswa dan pengajar
universitas. Berangkat dari pemikiran itu, UI melakukan pengembangan
spektakuler. UI merencakan sebuah pembangunan Perpustakaan Pusat baru. Spirit
dan filosofi yang mendasari pembangunan bangunan baru tersebut adalah Crsytal
of Knowledge. Sebuah predikat yang sesuai dengan jiwa yang terkandung dalam
fungsi gedung megah tersebut. Arsitektur bangunan sangat berorientasi dengan
lingkungan hidup yang menjadi jargon UI dalam setahun terakhir, yaitu Green
Campus. Bentuk bangunan berorientasi pada pemanfataan lahan hijau sebagai
penopang kokoh disekeliling gedung. Selain itu sistem pendingin yang digunakan
adalah water cooled chiller, sebuah sistem pendingin yang ramah lingkungan
karena bebas dari zat anti ozone.
Crystal of Knowledge
atau dalam bahasa Indonesia berarti Kristal
Pengetahuan merupakan perpustakaan pusat Universitas Indonesia. Dengan arsiteknya
yaitu Budiman Hendropurnomo, pengembangnya yaitu DMC Architect dan kontraktor
utamanya yaitu PT. Arkonin. Perpustakaan ini menempati lahan 2,5 hektar dengan
luas bangunan 33.000 meter² dan diresmikan tanggal 13 Mei
2011. Perpustakaan
ini mulai dibangun sejak Juni 2009.
Perpustakaan ini memiliki 3-5 juta judul buku, dilengkapi ruang baca, 100 silent room bagi dosen dan mahasiswa,
taman, restoran, bank, serta toko buku. Perpustakaan ini diperkirakan mampu
menampung 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau
20.000 pengunjung per hari. Sebagian kebutuhan energi perpustakaan ini dipasok
dari pembangkit listrik tenaga surya. Pembangunan gedung beserta pengadaan
fasilitas perpustakaan ini menelan dana Rp 175 Milyar, dengan rincian Rp 123 Milyar
berasal dari anggaran pemerintah dan sisanya kerja sama dengan pihak swasta. Universitas
Indonesia sendiri menganggarkan Rp 12 Milyar untuk perawatan dan pengadaan buku
baru.
Dirancang dengan konsep sustainable building
bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan, yakni energi matahari
(solar energy). Selain itu, di dalam gedung pengunjung dan pegawai tidak boleh
membawa tas plastik untuk wadah. Area bangunan ramah lingkungan itu bebas asap
rokok, hemat listrik, air, dan kertas. 60% bangunan tersebut
ditimbun lapisan tanah dan rumput, di antara punggung rerumputan itu terdapat saluran-saluran air yang di sampingnya
terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter.
Saluran-saluran air itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah
resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan. Punggung rumput ini
dapat mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15%.
Interior bangunannya didesain terbuka dan
menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan
begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal. Penggunaan energi
matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan. Untuk
memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi dengan sistem
pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk
menyiram di punggung bangunan. Tentunya setelah diproses melalui pengolahan
limbah terlebih dahulu.
Finishing eksterior bangunan tersebut mengunakan
batu alam andesit, sedangkan interiornya memakai batu palimanan Palemo. Kedua
bahan bangunan itu bersifat bebas pemeliharaan dan tidak perlu dicat.
Ruang perpustakaan pusat UI terdiri atas
delapan lantai. Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang
terdiri atas toko buku, toko cendera mata, ruang internet, serta ruang
musik dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan,
ruang pameran, dan bank.
Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas
seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang
teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis. Sedangkan di lantai 7
terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi
plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.
Untuk melengkapi desain ramah lingkungan,
sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 cm sengaja
tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan menjadi lengkap karena
gedung itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri,
sejuk, dan, teduh.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Crystal_of_Knowledge
http://seputarkampus.com/wp-content/uploads/2014/03/Perpustakaan-UI-l-SeputarKampus.jpg
http://www.anakui.com/2011/05/03/foto-foto-perpustakaan-baru-universitas-indonesia/
http://old.ui.ac.id/id/library/page/crystal-of-knowledge
http://kynpraha.blogspot.co.id/2011/11/kritik-arsitektur.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar