Rabu, 09 November 2016

KRITIK ARSITEKTUR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA


Kritik arsitektur perpustakaan Universitas Indonesia ini menggunakan kritik deskriptif yaitu mengkritisi suatu karya arsitektur dengan cara mendeskripsikan berdasarkan kenyataan atau fakta. Dan menggunakan metode kontekstual merupakan metode yang membahas dengan teliti untuk lebih mengerti suatu karya arsitektur tersebut. 


Buku dan literatur adalah darah dari ilmu pengetahuan. Tanpa itu semua pengetahuan tidak akan pernah mencapai kemajuan seperti yang kita lihat sekarang. UI sadar, sebagai sebuah institusi pendidikan, perpustakaan adalah jantung universitas. Perpustakaan adalah organ yang memberi makna besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Sebuah organ yang memperkaya pemikiran-pemikiran para peneliti, mahasiswa dan pengajar universitas. Berangkat dari pemikiran itu, UI melakukan pengembangan spektakuler. UI merencakan sebuah pembangunan Perpustakaan Pusat baru. Spirit dan filosofi yang mendasari pembangunan bangunan baru tersebut adalah Crsytal of Knowledge. Sebuah predikat yang sesuai dengan jiwa yang terkandung dalam fungsi gedung megah tersebut. Arsitektur bangunan sangat berorientasi dengan lingkungan hidup yang menjadi jargon UI dalam setahun terakhir, yaitu Green Campus. Bentuk bangunan berorientasi pada pemanfataan lahan hijau sebagai penopang kokoh disekeliling gedung. Selain itu sistem pendingin yang digunakan adalah water cooled chiller, sebuah sistem pendingin yang ramah lingkungan karena bebas dari zat anti ozone.



Crystal of Knowledge atau dalam bahasa Indonesia berarti Kristal Pengetahuan merupakan perpustakaan pusat Universitas Indonesia. Dengan arsiteknya yaitu Budiman Hendropurnomo, pengembangnya yaitu DMC Architect dan kontraktor utamanya yaitu PT. Arkonin. Perpustakaan ini menempati lahan 2,5 hektar dengan luas bangunan 33.000 meter² dan diresmikan tanggal 13 Mei 2011. Perpustakaan ini mulai dibangun sejak Juni 2009. Perpustakaan ini memiliki 3-5 juta judul buku, dilengkapi ruang baca, 100 silent room bagi dosen dan mahasiswa, taman, restoran, bank, serta toko buku. Perpustakaan ini diperkirakan mampu menampung 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau 20.000 pengunjung per hari. Sebagian kebutuhan energi perpustakaan ini dipasok dari pembangkit listrik tenaga surya. Pembangunan gedung beserta pengadaan fasilitas perpustakaan ini menelan dana Rp 175 Milyar, dengan rincian Rp 123 Milyar berasal dari anggaran pemerintah dan sisanya kerja sama dengan pihak swasta. Universitas Indonesia sendiri menganggarkan Rp 12 Milyar untuk perawatan dan pengadaan buku baru.



Dirancang dengan konsep sustainable building bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan, yakni energi matahari (solar energy). Selain itu, di dalam gedung pengunjung dan pegawai tidak boleh membawa tas plastik untuk wadah. Area bangunan ramah lingkungan itu bebas asap rokok, hemat listrik, air, dan kertas. 60% bangunan tersebut ditimbun lapisan tanah dan rumput, di antara punggung rerumputan itu terdapat saluran-saluran air yang di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Saluran-saluran air itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan. Punggung rumput ini dapat mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15%.


Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal. Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan. Untuk memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Tentunya setelah diproses melalui pengolahan limbah terlebih dahulu.

Finishing eksterior bangunan tersebut mengunakan batu alam andesit, sedangkan interiornya memakai batu palimanan Palemo. Kedua bahan bangunan itu bersifat bebas pemeliharaan dan tidak perlu dicat.


Ruang perpustakaan pusat UI terdiri atas delapan lantai. Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang terdiri atas toko buku, toko cendera mata, ruang internet, serta ruang musik  dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank.


Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis. Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.

Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 cm sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan menjadi lengkap karena gedung itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan, teduh.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Crystal_of_Knowledge
http://seputarkampus.com/wp-content/uploads/2014/03/Perpustakaan-UI-l-SeputarKampus.jpg
http://www.anakui.com/2011/05/03/foto-foto-perpustakaan-baru-universitas-indonesia/
http://old.ui.ac.id/id/library/page/crystal-of-knowledge
http://kynpraha.blogspot.co.id/2011/11/kritik-arsitektur.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar