Selasa, 06 Juni 2017

KONSERVASI ARSITEKTUR - KEBUN RAYA BOGOR

Hasil Observasi

Dari hasil observasi secara langsung di Kebun Raya Bogor maka didapatkan beberapa permasalahan terkait kebersihan dan perawatan di kawasan Kebun Raya Bogor yang harus ditangani, sehingga Kebun Raya Bogor dapat terjaga kelestariannya.

Di dekat Kolam Gunting terdapat area sirkulasi dan tempat duduk untuk pengunjung yang menggunakan material kayu. Penggunaan material kayu memberikan kesan alami dan asri di area tersebut, tetapi sangat disayangkan terdapat tempat duduk dengan material kayu yang sedikit rusak dibagian tepinya akibat kurangnya perawatan atau ulah pengunjung yang kurang bertanggung jawab.




Selain pada tempat duduk, kerusakan juga terdapat di bagian tangga yang terdapat di area yang dikelilingi kaca yang menjorok ke Kolom Gunting. Terlihat pada bagian tangga yang terbuat dari material kayu sedikit rusak dan dapat membahayakan pengunjung saat menuruni atau menaiki tangga tersebut. 



Sedangkan pada area air mancur di Taman Astrid terdapat beberapa bagian rumput yang rusak akibat terinjak-injak oleh pengunjung saat mengambil foto dekat air mancur.



Di beberapa area duduk pengunjung juga terdapat sampah yang dibuang sembarangan oleh pengunjung yang datang ke Kebun Raya Bogor entah itu botol bekas minum atau kertas bekas makanan. Dan terdapat pula sampah daun yang menyumbat beberapa saluran air di Kebun Raya Bogor.


Usulan Penanganan Pelestarian 

Usulan untuk pelestarian Kebun Raya Bogor yaitu perlu ditingkatkannya perawatan pada beberapa komponen di Kebun Raya Bogor terutama yang menggunakan material kayu, karena material kayu sangat sensitif dengan kelembapan udara terutama di Kota Bogor yang memiliki curah hujan yang tinggi, serta perlu ditingkatkannya kebersihan di area tempat duduk pengunjung yaitu bisa dengan cara diperbanyak tempat sampah dan tulisan larangan agar pengunjung yang datang dapat menjaga kebersihan di Kebun Raya Bogor.

Rabu, 03 Mei 2017

KONSERVASI ARSITEKTUR - KEBUN RAYA BOGOR


Kebun Raya Bogor berdiri pada tahun 1817 pembangunannya dipimpin langsung oleh Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt, seorang ahli botani. Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan halaman belakang Istana Bogor dan bagian dari ‘samida’ (hutan buatan atau taman buatan) yang terletak di tengah-tengah kota Bogor. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, hutan buatan ini ditujukan untuk menjaga kelestarian lingkungan, sebagai tempat memelihara berbagai macam tanaman dan pohon langka, dan dijadikan lahan untuk penelitian.


Kebun Raya Bogor diawasi langsung di bawah kelembagaan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Dengan luas mencapai 80 hektar dengan 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuh-tumbuhanan yaitu Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, selain itu memiliki berbagai jenis hewan serta burung. 



Kebun Raya Bogor juga memiliki berbagai bangunan atau taman lanskap yang dapat menambah keindahan yang ada di dalamnya. Beberapa diantaranya adalah Kolam Gunting, terletak di jalan kenari 1, kolamnya menghijau karena terdapat lumut yang menyebar pada area tersebut dikelilingi oleh pepohonan yang rindang dan dilengkapi dengan tempat duduk yang nyaman untuk pengunjung, kolam tersebut diisi dengan berbagai jenis populasi ikan air tawar dan terdapat jembatan penghubung kolam gunting dengan istana kepresidenan.



Lalu terdapat Griya Anggrek yang dibangun pada tahun 2000 dan merupakan tempat display anggrek-anggrek species dan anggrek hybrid yang sedang berbunga, untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap anggrek alam, unit ini juga menyediakan penjualan tanaman bibit anggrek  species  botolan dan tanaman non anggrek ( Nepenthes dan Alocasia ) yang merupakan hasil perbanyakan dari laboratorium kultur jaringan yang kerjasama dengan Yayasan Kebun Raya Indonesia dan Kebun Raya  Bogor. Pembangunan griya anggrek bertujuan untuk menunjukkan kepada para pengunjung tentang kekayaan Anggrek  Indonesia.  Gedung griya anggrek diresmikan pada tanggal 25 Mei 2002 oleh Presiden Republik Indonesia  Ibu Megawati Soekarnoputri.



Selanjutnya terdapat Taman Astrid yaitu salah satu bagian dari Kebun Raya Bogor yang paling berbeda dengan bagian lain yaitu bila di bagian lainnya, rimbun dengan pepohonan, maka taman ini justru sangat terbuka serta minim pepohonan. Taman Astrid berbentuk sebuah lapangan luas di bagian Timur Kebun Raya Bogor yang berdekatan dengan Jalan Padjadjaran. Di taman ini juga terdapat Cafe Dedaunan.



Kebun Raya Bogor memiliki gaya arsitektur eklektik (gaya bangunan setelah zaman klasik) yang merupakan penggabungan dari berbagai macam kebudayaan, yaitu Yunani, Renaissan, dan Romawi. Gaya Yunani dicirikan dengan bentuk monumen Lady Raffles yaitu adanya pilar-pilar tiang yang membentuk ionic (pilar atas berbentuk seperti tanduk), doric (pilarnya polos), atau corentian (pilar atas berbentuk bunga), dan banyaknya patung. 



Gaya Renaissan dicirikan dengan bentuk bangunan pada pintu masuk Kebun Raya Bogor yang memiliki bentuk simetris dan tripartis, yaitu memiliki sisi kanan, sisi kiri, dan sisi tengah serta dengan struktur monumental, mewah, dan diikuti dengan elemen utama air (kolam) dan tanaman (kelompok tanaman).



Sumber :
http://www.krbogor.lipi.go.id
http://rizalm09.student.ipb.ac.id/akademik-2/makalah-lanskap/