Kebun Raya Bogor berdiri pada tahun 1817
pembangunannya dipimpin langsung oleh Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt,
seorang ahli botani. Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan halaman belakang Istana
Bogor dan bagian dari ‘samida’ (hutan buatan atau taman buatan) yang terletak
di tengah-tengah kota Bogor. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, hutan
buatan ini ditujukan untuk menjaga kelestarian lingkungan, sebagai tempat
memelihara berbagai macam tanaman dan pohon langka, dan dijadikan lahan untuk
penelitian.
Kebun Raya Bogor diawasi langsung di bawah kelembagaan
LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Dengan luas mencapai 80 hektar
dengan 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuh-tumbuhanan yaitu Cryptogamae, 25
spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies
Dicotyledonae, selain itu memiliki berbagai jenis hewan serta burung.
Kebun Raya Bogor juga memiliki berbagai bangunan
atau taman lanskap yang dapat menambah keindahan yang ada di dalamnya. Beberapa
diantaranya adalah Kolam Gunting, terletak di jalan kenari 1, kolamnya
menghijau karena terdapat lumut yang menyebar pada area tersebut dikelilingi
oleh pepohonan yang rindang dan dilengkapi dengan tempat duduk yang nyaman
untuk pengunjung, kolam tersebut diisi dengan berbagai jenis populasi ikan air
tawar dan terdapat jembatan penghubung kolam gunting dengan istana
kepresidenan.
Lalu terdapat Griya Anggrek yang dibangun pada
tahun 2000 dan merupakan tempat display anggrek-anggrek species dan anggrek
hybrid yang sedang berbunga, untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi
terhadap anggrek alam, unit ini juga menyediakan penjualan tanaman bibit
anggrek species botolan dan tanaman non anggrek ( Nepenthes dan
Alocasia ) yang merupakan hasil perbanyakan dari laboratorium kultur
jaringan yang kerjasama dengan Yayasan Kebun Raya Indonesia dan Kebun
Raya Bogor. Pembangunan griya anggrek bertujuan untuk menunjukkan kepada
para pengunjung tentang kekayaan Anggrek Indonesia. Gedung griya anggrek
diresmikan pada tanggal 25 Mei 2002 oleh Presiden Republik Indonesia Ibu
Megawati Soekarnoputri.
Selanjutnya terdapat Taman Astrid yaitu salah
satu bagian dari Kebun Raya Bogor yang paling berbeda dengan bagian lain yaitu
bila di bagian lainnya, rimbun dengan pepohonan, maka taman ini justru sangat
terbuka serta minim pepohonan. Taman Astrid berbentuk sebuah lapangan luas di
bagian Timur Kebun Raya Bogor yang berdekatan dengan Jalan Padjadjaran. Di
taman ini juga terdapat Cafe Dedaunan.
Kebun Raya Bogor memiliki gaya arsitektur
eklektik (gaya bangunan setelah zaman klasik) yang merupakan penggabungan dari
berbagai macam kebudayaan, yaitu Yunani, Renaissan, dan Romawi. Gaya Yunani
dicirikan dengan bentuk monumen Lady Raffles yaitu adanya pilar-pilar tiang yang membentuk ionic (pilar atas
berbentuk seperti tanduk), doric (pilarnya polos), atau corentian (pilar atas
berbentuk bunga), dan banyaknya patung.
Gaya Renaissan dicirikan dengan bentuk bangunan
pada pintu masuk Kebun Raya Bogor yang memiliki bentuk simetris dan tripartis, yaitu memiliki sisi kanan, sisi kiri, dan sisi
tengah serta dengan struktur monumental, mewah, dan diikuti dengan elemen utama
air (kolam) dan tanaman (kelompok tanaman).
Sumber :
http://www.krbogor.lipi.go.id
http://rizalm09.student.ipb.ac.id/akademik-2/makalah-lanskap/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar