Kebun Raya Bogor merupakan kumpulan dari berbagai macam
spesies tumbuhan yang berasal dari berbagai daerah atau tempat yang ditanam
untuk tujuan konservasi. Kebun Raya Bogor termasuk ke dalam kawasan pelestarian
alam secara ex-situ. Pelestarian alam secara ex-situ adalah pelestarian yang
mengutamakan nuntuk melindungi jenis atau spesies tumbuhan dan satwa langka
denga mengambilnya dari lingkungan hidup yang tidak aman atau terancam,
kemudian dipindahkan ke tempat yang lebih aman serta mendapatkan perlindungan
dari manusia. Cara pelestarian alam secara ex-situ adalah dengan mendirikan
taman safari, kebun binatang, kebun plasma nutfah, kebun botani, dan kebun
koleksi. Jika berhasil dikembangbiakan, sering kali organisme tersebut
dikembalikan ke habitat aslinya. Contohnya, setelah berhasil ditangkar secara eksitu,
jalak Bali dilepaskan ke habitat aslinya yaitu di Bali.
Laboratorium Treub merupakan sarana penelitian konservasi
ex-situ yang terdiri dari 5 laboratorium didalamnya. Laboratorium ini didirikan
oleh Dr. Melchior Treub, seorang ahli berkebangsaan Belanda yang menjadi
direktur Kebun Raya Bogor pada tahun 1880-1909.
Laboratorium Molekuler merupakan salah satu laboratorium
dalam Laboratorium Treub yang diarahkan untuk penelitian dibidang genetika
konservasi tumbuhan Indonesia, DNA Barcoding dan Bank DNA. DNA
Barcoding adalah pendekatan standar untuk mengidentifikasi tumbuhan dan
hewan dengan urutan minimal sekuen DNA, yang disebut sebagai barcode DNA.
Laboratorium lainnya adalah Laboratorium Anatomi-Morfologi
dan Sitologi yang ditujukan sebagai penunjang penelitian mofologi polen dan
spora paku, analisis sitologi atau kromosom tumbuhan tropis. Untuk
penelitian dan pengujian biji tanaman, Laboraturium Konservasi Biji menjadi
sarana bagi penelitian yag menguji daya simpan biji, viabilitas, dan cara
perkecambahan serta data-data biji lainnya. Laboratorium ini mendukung
konservasi tumbuhan dalam bentuk Bank Biji dan menghasilkan rekomendasi
terhadap perkembangan status konservasi, perbanyakan, dan reintroduksi
jenis-jenis tanaman langka. Berbeda dengan ketiga laboratorium sebelumnya,
Laboratorium Ekologi Konservasi memiliki fungsi untuk menentukan status
kelangkaan, spesies prioritas dalam konservasi tumbuhan. Konservasi dilakukan
dengan berbagai metode dan teknik, salah satunya adalah teknik modeling dan
kesesuaian habitat dalam reintroduksi tumbuhan langka.
Fasilitas yang ada di Laboratorium ini adalah fasilitas
Paranet dan Rumah Kaca yang menjadi penunjang penelitian perkecambahan tumbuhan
langka, domestikasi, dan hasil-hasil persilangan tumbuhan langka. Apabila
berkunjung ke Kebun Raya Bogor, Anda dapat menemukan laboratorium ini di bagian
barat daya Kebun Raya, berdekatan dengan Museum Zoologi dan Wisma Tamu Nusa
Indah.
https://nationalgeographic.co.id/berita/2017/03/laboratorium-pencegah-kepunahan-tumbuhan-kebun-raya-bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar