Selasa, 04 April 2017

KONSERVASI ARSITEKTUR - KEBUN RAYA BOGOR




Kebun Raya Bogor merupakan kumpulan dari berbagai macam spesies tumbuhan yang berasal dari berbagai daerah atau tempat yang ditanam untuk tujuan konservasi. Kebun Raya Bogor termasuk ke dalam kawasan pelestarian alam secara ex-situ. Pelestarian alam secara ex-situ adalah pelestarian yang mengutamakan nuntuk melindungi jenis atau spesies tumbuhan dan satwa langka denga mengambilnya dari lingkungan hidup yang tidak aman atau terancam, kemudian dipindahkan ke tempat yang lebih aman serta mendapatkan perlindungan dari manusia. Cara pelestarian alam secara ex-situ adalah dengan mendirikan taman safari, kebun binatang, kebun plasma nutfah, kebun botani, dan kebun koleksi. Jika berhasil dikembangbiakan, sering kali organisme tersebut dikembalikan ke habitat aslinya. Contohnya, setelah berhasil ditangkar secara eksitu, jalak Bali dilepaskan ke habitat aslinya yaitu di Bali.

Laboratorium Treub merupakan sarana penelitian konservasi ex-situ yang terdiri dari 5 laboratorium didalamnya. Laboratorium ini didirikan oleh Dr. Melchior Treub, seorang ahli berkebangsaan Belanda yang menjadi direktur Kebun Raya Bogor pada tahun 1880-1909.

Laboratorium Molekuler merupakan salah satu laboratorium dalam Laboratorium Treub yang diarahkan untuk penelitian dibidang genetika konservasi tumbuhan Indonesia, DNA Barcoding dan Bank DNA. DNA Barcoding adalah pendekatan standar untuk mengidentifikasi tumbuhan dan hewan dengan urutan minimal sekuen DNA, yang disebut sebagai barcode DNA.

Laboratorium lainnya adalah Laboratorium Anatomi-Morfologi dan Sitologi yang ditujukan sebagai penunjang penelitian mofologi polen dan spora paku, analisis sitologi atau kromosom tumbuhan tropis.  Untuk penelitian dan pengujian biji tanaman, Laboraturium Konservasi Biji menjadi sarana bagi penelitian yag menguji daya simpan biji, viabilitas, dan cara perkecambahan serta data-data biji lainnya. Laboratorium ini mendukung konservasi tumbuhan dalam bentuk Bank Biji dan menghasilkan rekomendasi terhadap perkembangan status konservasi, perbanyakan, dan reintroduksi jenis-jenis tanaman langka. Berbeda dengan ketiga laboratorium sebelumnya, Laboratorium Ekologi Konservasi memiliki fungsi untuk menentukan status kelangkaan, spesies prioritas dalam konservasi tumbuhan. Konservasi dilakukan dengan berbagai metode dan teknik, salah satunya adalah teknik modeling dan kesesuaian habitat dalam reintroduksi tumbuhan langka.

Fasilitas yang ada di Laboratorium ini adalah fasilitas Paranet dan Rumah Kaca yang menjadi penunjang penelitian perkecambahan tumbuhan langka, domestikasi, dan hasil-hasil persilangan tumbuhan langka. Apabila berkunjung ke Kebun Raya Bogor, Anda dapat menemukan laboratorium ini di bagian barat daya Kebun Raya, berdekatan dengan Museum Zoologi dan Wisma Tamu Nusa Indah.

Sumber :
 https://nationalgeographic.co.id/berita/2017/03/laboratorium-pencegah-kepunahan-tumbuhan-kebun-raya-bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar